Penasaran dengan Calon Penghuni Surga ? ini dia

Penasaran dengan Calon Penghuni Surga 
Penasaran dengan Calon Penghuni Surga


Di salah satu sudut Masjid Nabawi terdapat satu ruang yang kini digunakan sebagai ruang khidmat. Dahulu di tempat itulah Rasulullah saw. senantiasa berkumpul bermusyawarah bersama para sahabatnya. Di sana beliau memberi tausiyah. Suatu  ketika,  saat  Rasulullah  saw. memberikan tausiyahnya, tiba-tiba beliau berucap, “Sebentar lagi  akan  datang seorang pemuda ahli surga.”

Para sahabat pun saling bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiq, Usman bin  Afan, Umar bin Khattab, dan beberapa sahabat lainnya. Tak lama kemudian, datanglah seorang pemuda yang sederhana.  Pakaian  pemuda  itu  sederhana, penampilannya  sederhana, wajahnya  masih  basah dengan  air  wudhu.  Tangan kirinya menenteng sandalnya yang sederhana pula.

Pada  kesempatan  yang  lain,  ketika  Rasulullah  saw.  berkumpul  dengan  para sahabatnya,  Beliau   pun  berucap,  “Sebentar  lagi  kalian  akan  melihat  seorang pemuda ahli surga.” Dan pemuda sederhana itu datang lagi, dengan keadaan yang masih tetap sama, sederhana.

Para  sahabat  yang  berkumpul  pun  terheran-heran,  siapa  gerangan  pemuda sederhana  itu? Bahkan  hingga  ketiga  kalinya  Rasulullah  mengatakan  hal  yang serupa. Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli surga.

Seorang sahabat, Abdullah bin Amru bin Ash merasa penasaran. Amalan apa yang dimilikinya sampai-sampai  Rasul  menyebutnya  pemuda  ahli  surga?  Maka Abdullah berusaha mencari tahu. Ia meminta izin kepada ayahnya untuk menginap beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda pun mengizinkan. Dan mulai saat itu Abdullah mengamati setiap amalan pemuda tersebut.

Malam  pertama,  ketika  Abdullah  bangun untuk tahajud, pemuda tersebut masih terlelap hingga datang  waktu  shubuh.  Ba’da  shubuh, ia  membaca al-Qur’an.  Diamatinya  bacaan pemuda tersebut yang masih terbata-bata, dan tidak begitu fasih.

Ketika  masuk  waktu  Dhuha,  Abdullah bergegas  menunaikan  salat  Dhuha,  sementara pemuda itu tidak. Keesokannya, Abdullah kembali mengamati amalan  pemuda  tersebut.  Malam  tanpa tahajjud, ketika membaca  al-Qur’an terbata-bata dan tidak begitu fasih, serta di pagi harinya tidak salat Dhuha.

Begitu pun di hari ketiga, amalan pemuda itu masih tetap sama. Bahkan di hari itu Abdullah berpuasa sunnah, sedangkan pemuda itu tidak. Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah saw. Tidak ada yang istimewa  dari  amalan  pemuda  itu,  tetapi  beliau  menyebutnya  sebagai  pemuda 
ahli surga. Hingga Abdullah pun langsung mengungkapkan keheranannya pada pemuda itu.
“Wahai  Saudaraku,  sesungguhnya Rasulullah  saw.  menyebut-nyebut Engkau  sebagai  pemuda  ahli  surga.

Tetapi  setelah  aku  amati,  tidak  ada amalan istimewa yang Engkau amalkan. Engkau  tidak tahajjud,  bacaanmu  pun tidak begitu fasih, pagi hari pun kau lalui tanpa salat Dhuha, bahkan puasa sunnah pun  tidak.  Lalu  amal  apa  yang  Engkau miliki  sehingga  Rasul  menyebutmu sebagai ahli surga?”

“Saudaraku,  aku  memang  belum mampu tahajjud. Bacaanku pun tidak fasih. Aku juga belum mampu salat Dhuha. Dan aku pun belum mampu untuk melakukan puasa sunnah. Tetapi ketahuilah, sudah beberapa minggu ini aku berusaha untuk menjaga tiga amalan yang baru mampu aku amalkan.”

“Amalan apakah itu?”
“Pertama, aku selalu berusaha jujur, tidak berdusta kepada siapa pun, dan aku juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seseorang atas kebaikan yang telah dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada seseorang.” Abdullah berkata, “Demi Allah...Engkau benar-benar ahli surga. Amalan yang engkau sebut itulah amalan yang paling sulit aku amalkan.”

(Sumber: Kitab Hadis Musnad Ahmad)

Penasaran dengan Calon Penghuni Surga ? ini dia